GOTO dan Pasar Modal

Banyak yg dm ane tanya gimana #GOTO. Ane pernah share ini awal bulan november. Komentator saham yg banyak membahas GOTO saat ini kebanyakan tidak konsisten. Karena ketika mengajak membeli menggunakan fundamental dan ketika keadaan saat ini apalagi yg rame di pasar nego Rp.2 itu kemarin menggunakan mainset paitan sengit.

Ane dari awal bahas selalu dengan mainset pasar bukan velue investing atau tarik2 garis. Liquidity itu selalu yang menggerakkan harga.

Justru kalau mau pake fundamental itu keadaan gini. untuk stock saham. Kepakenya buat tetap realistis nangkep potensi. Dengan besarnya goto secara market penggunaan narasi bangkrut dll buat ane terlalu halu. Ini hanya masalah pasar modal. Tidak ada pasar investasi yang ada hanya pasar modal.

Narasi menggunakan buku keuangan pun kalau menurut ane terlalu tidak relefan. Saham dengan kinerja buku keuangan itu berbeda.

Kita bisa lihat IPO Amazon dan GOOGLE. DImana juga faktanya memiliki patrren yang sama. Ya abis IPO pasti yang sudah modalin dari awal guyur. Peraturan tentang lockup itu juga hanya sebagai penjamin bahwa tidak akan langsung dibuang dimarket barangnya. DI amerika pun juga aturan ini tidak langsung dari awal ada market ada. Sekalin kesini semakin ada karena untuk menjamin ritel walau ya tetap akan diguyur jika tidak mau belajar market. Kita hanya cukup percaya jika tidak memiliki ilmu riset yang tinggi bahwa setiap emiten itu sudah pasti ada juru kuncinya

Dan di Era ini, perusahaan tidak rugi banyak atau buk kalau dalam bahasa jawa itu sudah bagus. Apalagi era dimana mereka juga bisa berifestasi di saham lainnya.

Dimarket semua hanya ingin untung tanpa RIBA
Ini analogi paling gampang dicerna jika merunut tentang sektor bank. Buka karena mereka anti RIBA tapi jika mereka berinfestasi masih dalam duit sebagai deposito atau bahkan utang di bank. Maka bunga saat utang dan pajak yang mereka kena akan banyak, sedangkan di market bisa sedikit berkurang. Jika duit yang di investasikan adalah ratusan milyar atau trilyunan, selisih 0.5% atau bahkan 1% saja akan sangat terasa. Ini kita ngomongin secara general tidak hanya GOTO.

Kita lihat GOTO masuk apa saja.
Goto masuk ke ARTO MPPA MLPL BIRD BFIN dll itu untuk sodakoh. Kita liat berapa kepemilikan saham mereka dan berapa jumlahnya saat ini serta kenaikan saham2 tersebut. Jangan pernah menganggap bodoh perusahaan besar ketika memutuskan berinfestasi. Kalau masalah menganggap bodoh dari perusahaan mereka saat melakukan kinerja perusahaan masih masuk, Misal aplikasi gak pernah update, tidak ada promo, dll dll yang ini adalah general tidak ditujukan untuk GOTO. Kalian bisa cek yang paling deket. BUKA Bukalapak itu beli apa aja setelah dapet duit cash dari market

Bahkan ini pun bisa kalian lihat kepemilikan saham dulu dan sekarang saat awal masuk ARTO dan sekarang tinggal berapa

Jadi dalam hal IPO yang paling penting itu bukan valuasi perusahaan tapi siapa saja yang sudah invest di perusahaan tersebut. Berapa pendapatan perusahaan tersebut, dan siapa saja yang ada dibalik persusahaan tersebut. Faktanya endingnya akan 3 itu berkaitan atau terkadang hanya ada 1 faktor dari 3 itu. Tapi point utama itu ya seperti itu. IPO adalah cara termurah untuk membayar utang dari pada di bank jika memang sebelumnya tidak ada yang invest jika sudah ada yang invest ya IPO adalah cara termudah udah membayar utang ke investor awal. Mau pake contoh selain GOTO pun yang versi luar pun juga akan sama saja.

Ini tidak lantas menyamakan bahkan level GOTO itu setara Google atau Amazon namun hanya untuk membuktikan bahwa masalah IPO terus guyur itu gak cuma terjadi disini. Walau ane tidak ada dimarket saat itu namun jejak digital semua berita tahun itu semua masih ada untuk melihat model pekbahasan media dll. Ya -+ sama aja.

Kesimpulannya bahwa, buku keuangan atau perusahaan itu sendiri tidak pernah berhubungan dengan harga saham secara langsung. Bahwa itu bisa dijadikan sentimen iya. Tapi apakah itu ngaruh ke perusahaan ya secara langsung pun tidak. Google saja tidak pernah memberikan deviden juga orang terus beli walau perusahaannya adakalanya menurun pendapatnyannya atau sebagian orang bilang saham yang tidiak memberikan deviden itu perusahaanya jelek. Padahal juga deviden itu juga bisa jadi senjata bawah kita diterus terus beli dan seolah mereka mikirin investor. Padahal ya gak ada hubungannya.

Yang membuat ane jadi aneh juga beberapa orang yang membeli karena trading ketika mereka CL mereka seolah rugi dan dianggap wah. Ya CL mungkin bagi yang bermodal besar salah satu cara mereka untuk menejemen resiko. Jika belinya karena value investing juga mereka mungkin gak akan CL. Menggabungkan membeli dengan mainset trading dan CL dengan mainset Value Investing itu sebenarnya aneh. Kita tidak pernah tau orang membeli itu dengan pola pikir apa negitupun saat menjual. Karena ini ranahnya goib. Orang yang dianggap wah saat CL Milyaran itu juga kalau gak CL dan profit mereka lah yang juga guyur buat take profit, jadi sebenarnya market ini dinamis. Ane masih inget juga bagaimana hips nya ketika para influenser berbicara tentang IPO GOTO dan BUKA saat itu.

Kalau ditanya gimana dengan GOTO kalau ane sih masih menarik, tapi apakah akan nambah ya liat nanti sambil berjalannya waktu ini akan dibawa sampai kemana. Investor nginvest di starup dll itu bukan sedang sodakoh tapi ya bisa sebagai hijing bisa juga dengan mengamankan modal mereka namanya juga pasar modal. Bahkan jika mereka pada investor awal bandarnya, ketika laporan pajak tahunan pun menurunkan nilai aset mereka untuk mendapatkan harga pajak yang murah sangat bisa dilakukan. Kalian bisa lihat harga saham US ketika batas laporan pajak tahunan akan ditutup dan bandingkan dengan harga2 saham saat itu

Artikel Lainnya :