Topik Tahunan Romantisme Petani Tembakau dan Cukai


Mungkin adalah topik yang menarik dan setahunan sama halnya seperti topik mengucapkan selamat natal, kapan awal puasa dan lebaran. Disklimer ane gak akan bahas efek rokok fafifu wasweswos dan ane adalah seorang perokok. Dalam artikel gak jelas ane ini ane akan membahas oportunity yang hampir tidak pernah disentuh oleh para aktifis pro yang mungkin dapet sesuatu dibelakangnya, ane laler nulis ini jg gak dapet apa2.

Dari hampir semua aktifis pro rokok ini tidak semua sebenarnya pro petani walau kalau fafifu wasweswos selalu pake petani sebagai tameng. Terus apa solusi buat petani ?

Gak mungkin juga pindah nanem, ini bukan solusi

Minam nanem itu bukan solusi menurut ane , bukan karena mereka harus belajar atau apalah tapi ya ngapain harus pindah nanem lainnya. Marketnya juga banyak, market disini adalah perokoknya. Mungkin banyak farian keluaran tembakau d an cengkeh tapi ane hanya fokus ke yg paling besar aja yaitu rokok. Jadi inibukan solusi kalau menurut ane.Toh diluar

Diatas atas negara penghasil tembakau, ada banyak data mau pake acuan yang mana terserah temen2. Disni juga ada datanya tapi gak tau tahun berapa. Banjir data kalau mau bukak tobacconomics.org walau itu situs sjw anti rokok tapi data perihal pajak rokok di negara besar penghasil tembakau lumayan lengkap.

Ini juga ane kasih foto petani tembakau di china, india dan brazil biar nanti percaya bahwa diisana itu juga ada petani tembakau

Di Brazil itu harga tembakau perkilonya saat ini adalah $3 itu kata presiden tembakau mereka, mereka juga punya presiden tembakau. Disini ada presiden tembakaunya gak ya

Data dibawah ini juga menarik, bukan hanya sebagai pahan counter para anti rokok tapi data ini jika dilihat dari sisi lain harusnya punya oportuniti yang menarik.

Perusahaan rokok saja sebagian besar listing saham

Ini juga hal yang tidak pernah dibahas para pro rokok yang mungkin ya gak mau bahas karena dibelakangnya bisa jadi ya adalah mbuh lah. Ketika mereka menjual saham terbuka itu tandanya ada dana masuk. Mereka saja bikin barik expansi pabrik gak pake uang mereka sendeiri masak iya petani dengan market perokok sebegitu banyak masih mengharapkan DBHCHCT .

Di negara manapun bahkan negara penghasil tembakau terbesar di dunia seperti yang ada diatas, rokok merupakan barang yang konsumsinya perlu dikendalikan. Jadi mungkin SJW pro rokok di India, Brazil, China pun juga pasti Sri Mulyani nya sana juga dianggap fafifu pro barat konspirasi kesehatan blablabla. Bahkan petani ganja. Tapi bedanya orang sana mungkinn karena sebagian melek finansial jadi ya ngakaliinya sama seperti yang dikalukan perusahaan rokok, mereka listing saham dan crowdfunding sehingga tidak cuma ngarepin dari DBHCHCT nya mereka.

Masalah klasik dari komentator tembakau yg tanpa solusi

Yang banyak mereka katakan gini :

Pada hulu petani menghadapi berbagai masalah penentuan biaya produksi yang tinggi dan risiko kesehatan akibat proses penanaman tembakau. Sementara di hilir mereka juga menghadapi timpangnya tata niaga yang meniadakan standar harga dan kepastian usaha serta perubahan iklim dan anomali cuaca.

Peningkatan produksi dan konsumsi rokok serta keuntungan berlipat yang dinikmati industri rokok ternyata tidak diikuti peningkatan kesejahteraan petani tembakau. Usaha tani tembakau biasanya hanya memberikan kontribusi kecil terhadap pengasilan rumah tangga pada umumnya

Dari kutipan puluhan media pasti gitu, ya kalau gitu cari solusi dan solusi paling masuk akal itu ya belajar dari yang produksi tembakaunya terbesar itu sudah cara bodon. India itu 4x lebih banyak jumlah produknya dari pada sini bahkan china itu bisa 13x lebih besar dari sini, data ada diatas itu fakta dan bahkan mereka negara 4 musim.

Di India sendiri tembakau virginia yang dikeringkan dengan cerobong dipanen biasanya dilakukan selama desember – maret di Andhra Pradesh dan selama Juli-September di Karnataka. Tembakau bidi dipanen pada bulan Januari-Februari. Sedangkan di Brasil panen tembakau terjadi pada bulan September dan Oktober (periode tinggi atau panen rasa mereka) dan mayoritas perusahaan tembakau Brasil akan mulai membeli bulan Desember. Di China juga -+ sama. Disana malah petani tembakau pusing karena offer suplay ini pun juga karena kebijakan pembatasan prosuksi rokok fafifu. Jadi analagi kaum sjw pro rokok yang bilang Sri Mulyani pro barat dll itu sebenarnya adalah narasi konyol, diluar pun juga sama aja tot.

Belum lagi masalah pajak dinegara-negara penghasil terbesar itu, itu ya sama aja tot kalau kalian mau lihat dan cari tau. yang nanem tembakau itu bukan disini ane. kalian tinggal search pake keyword tobacco farming in , nanti akan tersugest banyak perkebunan tembakau didunia ini.

Solusinya gimana buat petani tembakau ?

Ini ane coba kasih solusi yang mungkin gak dipikirkan ama SJW pro rokok yang rata2 old school pemikiranya usang yang dijual masih romantisasi kesedihan petani tembakau. Solusinya juga close open maindet atau gak masuk akal untuk era sekarang.

Jika yang selalu dikeluhkan petani selain harga jual adalah pupuk, sama halnya yg dikeluhkan juga seperti pt. Mangli Djaya Raya sebenernya solusi lain selain ngarep2 dana dari DBHCHCT adalah dengan mencoba untuk IPO. Dengan membuat sebuah consorsium atau PT yang disitu berisi puluhan atau ratusan petani ane rasa akan cukup mengakomodir hal tersebut. Bisa membuat satu buat bareng2 atau memang tiap daerah membuat satu emiten. Toh syarat IPO cukup punya 3 karyawan tetap tinggal mekanismenya nantinya setiap petani mendapatkan jatah saham di PT tersebut dan berapa persen yang akan dijual ke publik.

Ini juga lebih murah dari pada harus utang bank bunga dan pajaknya. Crowdfunding juga mungkin bisa di di broker-broker p2p leanding tapi menurut ane sangat berisiko dalam hal bunganya. Lebih optimal jika IPO.

Lawong perusahaan rokoknya aja IPO kok masak petaninya gak mau mikirin IPO. Di luar sana banyak perusahaan tembakau dan ganja juga IPO. Tinggal cari orang yang paham mekanisme itu dan beberapa ahli keunagna buat itungan itungan efektifitasnya gimana.

Alokasi DBHCHT untuk tahun 2022 adalah sebesar Rp3.870.600.000.000,00 (tiga triliun delapan ratus tujuh puluh miliar enam ratus juta rupiah) yang dibagikan kepada 25 provinsi penghasil cukai dan/ atau penghasil tembakau. Jika memang segitu kurang ya logiknya mereka minta serkileran para masyarakat aja secara umum pasti perokok juga akan mau masuk. Lihat saja berapa jumlah perokok yang ada pada data diatas. Perlu diketahui, jumlah perokok aktif berdasarkan survei (Global Adult Tobacco Survey-GATS) tahun 2011, sebanyak 60,3 juta orang dan tahun 2021 menjadi 69,1 juta perokok. Gak usah ngarep2 terlalu tinggi, bisa 10% dari mereka ikutan beli saham para petani aja itu sudah lebih dari cukup.

Jika harga IPO 1 lembar sahamnya misal 250 perak, berarti untuk 1 lot kirasan 25K jika satu orang bisa punya 2 lot aja itu berarti 50K terus jika dari 69,1 juta perokok itu 10% nya beli berarti ya kisaran 6,91 juta perokok atau dibulatin kebawah aja 6 juta perokok beli aja pasti sudah lumayan. Mengingat ini adalah sektor penyumbang pajak lumayan walau yang dipajeki pabrik rokok tentu ini pun bisa jadi indikator jumlah penikmat rokoknya juga besar yang tentu volume tembakaunya juga banyak karena itu bahan utamjanya, jelas itu mungkin lebih besar dari starup2 atau unicorn yanga da dengan market yang longstream. Goto aja tahun

PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan pendapatan bersih naik 7 persen menjadi Rp 98,9 triliun pada 2021 jika dibandingkan 2020 Rp 92,42 triliun, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengumumkan laporan keuangan untuk periode tahun buku 2021. Perseroan dan entitas anak membukukan kenaikan pendapatan 9,09 persen menjadi Rp 124,88 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 114,48 triliun. Itu data nyata dan belum PT PDI Tresno dan belum lagi PT Djarum. Walau itu semua tidak piur rokok doang karena mereka juga investasi di banyak perusahaan.

Nanti kalau bisa ya para petani itu juga diversifikasi dengan hal sama, jadi ya aset mereka bertumbuh. Gitu sih petani 4.0 itu mikirnya. Kalau isu yang dibahas pro rokok masih seputaran kesehatan dan romantisasi model baim wong jual kesedihan itu udah old shcool sampai kapan pun akan gitu-gitu aja.

Dengan scema ini petani akan mendapatkan dana awal yg mungkin beberapa lipat dari dana DBHCHT yang katanya kurang karena katanya itu Petani tembakau, misalnya, mendapat bantuan pupuk 1.500 kilogram. Padahal, satu hektar tanaman tembakau butuh 450 kilogram pupuk dan setiap kelompok tani mempunyai kurang lebih 20 hektar lahan tembakau. Jadi tentunya dengan mekanisme serkileran model 4.0 ini semua akan mendapatkan manfaat bahkan urusan hulu modal2 usaha sudah bisa tertutupi dengan itu.

Tinggal nanti fokus aja ke kerjaan nanem petaninya, dan tanggung jawab secara moral tinggal sungguh sungguh bertani dan nantinya tinggal memberi defiden membagikan keuntungannya kepada para pemegang saham jadi para perokok pun juga menikmati hasil positif dari apa yang mereka lakukan.

Solusi lain dari ane

Solusi lain dari ane buat petani tembakau dan sektor2 rokok lainnya adalah dengan menerima barter barang dengan emas dan atau bitcoin. Disini ane bilang barter ya jadi tukeran bukan jual beli, karena penggunaan uang selain rupiah itu subversi jadi ya anggep saja barter. Misal 1 kg tembakau itu suruh tukeran 0.1 gr jika memang harganya 80K dan harga emas 1 gr nya 800K , atau 0.00024 BTC jika harga 1 BTC nya 330jt, ini misal aja

Nanti pasti akan ada pertanyaan aset tersebut kan bisa langsung liquid terutama emas. Ya tinggal kerjasama dengan penyedia emas digital saja entah pakai pegadean kek atau perintah bikinin. Itu juga pihak ke 3 dapet untung juga pastinya dari spret harga dan biaya inap. Petani mau langsung WD juga tinggal WD. mau tetep dalam bentuk emas ya dalam bentuk emas. paling tidak nilai uangnya tidak turun karena inflasi dll

Bayangin aja jika keduanya digabungin

Kalau kedua itu digabungin tentu akan menarik, yang pertama petani tembakau sudah tidak perlu lagi mikir ongkos produksi jadi ketika panen dan mendapatkan emas dan atau bitcoin pun mereka tidak perlu terburu2 untuk langsung menjual. Apalagi jika masih mendapatkan DBHCHCT . Ini kita belum ngomongin karena ada dana dari IPO jika 10% dialokasikan untuk riset pertanian untuk meningkatkan sektor ini meningkatkan produksi dan kualitas. Negara 4 musim aja bisa setidaknya disini juga bisa lebih opsimal, jadi gak perlu nanti ngemis2 ke BRIN buat riset yang dananya saja belum tentu ada. Sebagai fans berat Wikinomic, ane yakin benar dengan kekuatan kolaborasi dimana setiap pihak punya kesempatan yang setara memecahkan masalah dan meningkatkan nilai. Bukan kolaborasi dengan para pro rokok usang yang mungkin sebenernya pro pabrik aja.

Tentu ini semua butuh kerjasama terutama keseriusan dari petaninya sendiri, jangan sampai ada kata2 konyol. Kita udah capek nanem gak mungkin punya tenaga buat itu. Lah jadi petani itu juga harus mikirin jualan juga tot. kalau semua cuma mau mikir nanem ya mending gak usah usaha. Emang Rusia, Ukraina, China itu gak mikir jualan ? ya mereka mikiriin itu juga gak cuma nanem, bahkan energinya abis buat bikin sistem paling efektif.

Artikel Lainnya :

Published by:

rasarab

Iqbal Fu Khan urban cyclists. Social Media Specialist, Full time Blogger, SEO Specialist, Grey Hat SEO • Internet Marketer • Research Analyst • #Bitcoin #Monero Hacking • OSINT • Stock & Daily Cryptocurrency Trading • interest in geoeconomics

Categories Tulisan RasarabLeave a comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s