Hari ini mendapat suntikan ilmu yang sebanrnya sering kita dengar dan mungkin sering juga kita lupa. Bahwa nimat sehat itu memang nikmat yang sangat sangat mahal. Bahkan butuh biaya untuk menebus nya. Tapi apakah kita selalu inget untuk bersyukur atas nikmat yang satu itu?
Allah berfirman:
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 16:18)
Maka dari itu, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat sehat yang telah allah berikan. Di antara kenikmatan Allah yang sangat banyak adalah kesehatan. Kesehatan merupakan kenikmatan yang diakui setiap orang, memiliki nilai yang besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan hal ini dengan sabdanya:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya. (HR. Ibnu Majah, no: 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir, no: 5918)
Diriwayatkan bahwa seseorang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang ‘alim. Maka orang ‘alim itu berkata: “Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata: “Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu (Allah k ) sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu”. (Lihat: Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm: 366)
Waktu luang atau kesempatan juga merupakan nikmat yang sering Allah berikan namun kita sering mengabaikannya. Dan mungkin ketika Allah mulai jenuh dengan memberikan kita nikmat atu itu kita malah memintanya. Ya dasar manusia.
Oleh karena itulah seorang hamba hendaklah selalu mengingat-ingat kenikmatan Allah yang berupa kesehatan, kemudian bersyukur kepadaNya, dengan memanfaatkannya untuk ketaatan kepadaNya. Jangan sampai menjadi orang yang rugi, sebagaimana hadits di bawah ini:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ (خ 5933)
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya: kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari, no: 5933)
kebiasaannya manusia memang mudah melupakan nikmat2 yang ALLAH SWT sentiasa dan pernah kurniakan pada mereka. bila diberi sukar disyukuri, namun bila ditarik kembali manusia mula merayu meminta nikmat tersebut dikembalikan. betul gak? Ane juga kadang masih seperti itu 😦
Masukkan telunjuk kita ke lautan lalu angkat, setiap tetesan air yang turun itu seperti nikmat yang kita dapatkan dan bisa dilihat. Sedang luasnya lautan itu seperti nikmat yang selalu kita dapatkan akan tetapi tidak bisa kita lihat. Mungkin seperti itulh perumpamaan Nikmat yang selalu kita dapatkan.
وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. ” (QS. 34:13)
Aminnn semoga kita termasuk pada manusia yang tergolong pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan.
subhanallah mas bro 🙂